badge

Sunday, June 5, 2016

Pesan MUI Bagi Umat Muslim Jalani Ramadhan


InfoMania, JAKARTA - Pemerintah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1437 Hijriah jatuh, Senin (6/6/2016). Penetapan ini berdasarkan sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Kementerian Agama, Minggu (5/6/2016). Atas hal itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan masyarakat agar menyiapkan iman agar bisa sepenuh hati menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis, mengatakan puasanya tidak hanya meninggalkan makan, minum, dan hubungan dengan pasangan yang sah. 
"Tapi juga puasa dari perilaku buruk dan ucapan kotor. Bahkan hatinya puasa dari mengingat selain Allah SWT," kata Cholil kepada Tribunnews.com, Jakarta, Minggu (5/6/2016).
Puasa Ramadan bagi orang mukmin adalah pemenuhan janjinya saat mengikrarkan Islam.
Bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan-Nya. 
Saat berpuasa semata-mata tunduk pada perintah-Nya sehingga meninggalkan sesuatu yang diinginkan dirinya. 
Biasanya, seseorang mempersembahkan sesuatu dalam menyembah, tetapi dalam ibadah puasa persembahannya adalah meninggalkan sesuatu yang diinginkan demi ridha-Nya.
Saat puasa di bulan Ramadan semua bersatu dalam amal menuju satu tujuan. Semua orang muslim tidak makan, tidak minum dan tidak menyalurkan nafsu syahwatnya di siang hari, di bulan dan waktu yang sama.
Tidak ada bedanya antara yang kaya dengan yang miskin sehingga sama-sama tidak bisa menikmati konsumsi.
Semua mukmin yang berpuasa menuju pada pelabuhan takwa. Tanda-tanda bahwa berpuasa untuk memenuhi komitmen keimana kepada Allah SWT adalah mengumandangkan takbir di penghujung Ramadan, di saat merayakan hari kemenangan.
Memuji kebesaran Allah SWT bahwa manusia dapat kembali menyalakan fitrahnya. Dalam takbir juga memuji kebesaran Allah SWT dan hanya menyembah-Nya tanpa menyekutukan dengan yang lain.
Puasa Ramadan adalah bentuk pemenuhan komitmen hanya bertuhan kepada Allah SWT dalam segala ibadah dan perbuatan. Bukan bertuhan pada materi, jabatan atau kesenangan duniawi yang didorong oleh hawa nafsu. 
Semua dorongan hawa nafsu ditinggalkan karena memenuhi janji kepada Allah SWT.
Puasa Ramadan sebulan penuh dengan amalan-amalan sunahnya semata-mata karena untuk memenuhi pengakuan diri bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan yang membawa risalah dari Allah SWT.

Sumber : Tribunnews